NAMA: NICO FINANDI PRATAMA
NIM :201201072
1. Pengertian
Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani,
philosophia dan philoshophos. Menurut bentuk kata, philosophia diambil dari
kata philos dan shopia atau philos dan sophos. Philos berarti cinta dan shopia atau
shopos berarti kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah. Dalam pengertian ini
seseorang dapat disebut telah berfilsafat apabila seluruh ucapannya dan
perilakunya mengandung makna dan ciri sebagai orang yang cinta terhadap
kebijaksanaan, terhadap pengetahuan dan terhadap hikmah.
filsafat ilmu merupakan cabang
pengetahuan filsafat yang menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu,
metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya
dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual (Cornelius Benjamin).
Filsafat
keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan.
Pendapat
lain tentang filsafat keperawatan adalah suatu ilmu yg mempalajari tentang cara
berfikir seorang perawat dalam menghadapi pasiennya tentang kebenaran dan
kebijaksanaan sehingga tingkat kesejahteraan dan kesehatan pasien dapat
meningkat.
Ilmu keperawatan jika dilihat dari
sudut pandang filsafat akan dapat muncul pertanyaan-pertanyaan antara lain
pertanyaan ontologi ( apa ilmu keperawatan ), pertanyaan epistemologi (
bagaimana lahirnya ilmu keperawatan ) dan pertanyaan aksiologi ( untuk apa ilmu
keperawatan itu digunakan).
Ilmu Keperawatan
Mencakup ilmu-ilmu dasar (alam,
sosial, perilaku), ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu dasar
keperawatan, ilmu keperawatan komunitas, dan ilmu keperawatan klinik yang
aplikasinya menggunakan pendekatan dan metode pemecahan masalah secara saitifik
atau ilmiah, ditujukan untuk mempertahankan, menopang, memelihara dan
meningkatkan integritas kebutuhan dasar manusia.
v Wawasan Ilmu Keperawatan
Mencakup ilmu yang mempelajari bentuk dan sebab tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui pengkajian mendasar tentang hal
yang melatarbelakangi serta mempelajari barbagai upaya untuk mencapai kebutuhan
dasar tersebut melalui pemanfaatan semua sumber yang ada dan potensial.
Bidang garapan dan fenomena yang menjadi obyek studi
ilmu keperawatan Ada penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) mulai dari tingkat individu utuh,
mencakup seluruh siklus kehidupan sampai pada tingkat masyarakat, yang juga
tercerminkan pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat sistem organ
fungsional sampai molekuler.
Pengertian
Ontologi
Ontologi membahas tentang apa
yang ingin diketahui atau dengan kata lain merupakan suatu pengkajian mengenai
teori tentang ada. Dasar ontologis dari ilmu berhubungan dengan materi yang
menjadi objek penelaahan ilmu. Berdasarkan objek yang telah ditelaahnya, ilmu
dapat disebut sebagai pengetahuan empiris, karena objeknya adalah sesuatu yang
berada dalam jangkauan pengalaman manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan
yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Berlainan dengan agama atau
bentuk-bentuk pengetahuan yang lain, ilmu membatasi diri hanya kepada
kejadian-kejadian yang empiris, selalu berorientasi terhadap dunia empiris.
Ontologi
Keperawatan
Jawaban pertanyaan ontologi tentang
keperawatan berdasarkan pancasila dapat didefinisikan dalam beberapa pendapat.
Calilista roy (1976) mendefinisikan bahwa keperawatan merupakan definisi ilmiah
yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan
pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien. Sedangkan florence
nightingale (1895) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut, keperawatan
adalah menempatkan pasien dalam kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk
bertindak. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ontology keperawatan
adalah upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan expert,
holistic berdasarkan ilmu dan kiat, serta standart pelayanan dengan berpegang
teguh kepada kode etik yang melandasi perawat expert secara mandiri atau
melalui upaya kolaborasi. Kode etik disini tentunya sesuai dengan pancasila dan
tidak menyimpang dari pancasila.
Objek yang menjadi kajian keperawatan
adalah manusia, dalam hal ini adalah pasien.
Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan
medis. Sering kali, pasien menderita penyakit atau cedera dan
memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya. Keperawatan memiliki cara
pandang pada respon manusia terhadap masalah kesehatan dalam memenuhi
kebutuhasn dasarnya. Bantuan perawat diberikan kepada keadaan individu,
kelompok, atau masyarakat yang tidak mampu berfungsi secara sempurna dalam
masalah kesehatan dan proses penyembuhannya. Jadi pasien, penyakit dan proses
perawatan merupakan objek kajian keperawatan sedangkan subjeknya adalah
perawat.
Pengertian
Ontologi
Epistimologi membahas secara mendalam
segenap proses yang terlibat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan. Dengan
kata lain, epistimologi adalah suatu teori pengetahuan. Ilmu merupakan
pengetahuan yang diperoleh melalui proses tertentu yang dinamakan metode
keilmuan. Kegiatan dalam mencari pengetahuan tentang apapun selama hal itu
terbatas pada objek empiris dan pengetahuan tersebut diperoleh dengan
menggunakan metode keilmuan, sah disebut keilmuan. Kata-kata sifat keilmuan
lebih mencerminkan hakikat ilmu daripada istilah ilmu sebagai kata benda.
Hakikat keilmuan ditentukan oleh cara berfikir yang dilakukan menurut syarat
keilmuan yaitu bersifat terbuka dan menjunjung kebenaran diatas
segala-segalanya (Jujun S. Suriasumantri, 1991, hal 9).
Epistomologi
Keperawatan.
Jawaban pertanyaan epistemologi tentang
bagaimana lahirnya ilmu keperawatan berkaitan dengan kehidupan dahulu. Secara
naluriah keperawatan lahir bersamaan dengan penciptaan manusia. Orang-orang
pada zaman dahulu hidup dalam keadaan original. Namun demikian mereka sudah
mampu memiliki sedikit pengetahuan dan kecakapan dalam merawat atau mengobati.
Perkembangan keperawatan dipengaruhi oleh semakin majunya peradaban manusia
maka semakin berkembang keperawatan. Pekerjaan “merawat” dikerjakan berdasarkan
naluri (instink) “mother instinct” (naluri keibuan) yang merupakan suatu naluri
yang bersendi pada pemeliharaan jenis (melindungi anak, dan merawat orang
lemah). Diawali oleh seorang Florence Nightingale yang mengamati fenomena bahwa
pasien yang dirawat dengan keadaan lingkungan yang bersih ternyata lebih cepat
sembuh dibanding pasien yang dirawat dalam kondisi lingkungan yang kotor. Hal
ini membuahkan kesimpulan bahwa perawatan lingkungan berperan dalam
keberhasilan perawatan pasien yang kemudian menjadi paradigma keperawatan
berdasarkan lingkungan. Sehingga semenjak itu banyak pemikiran baru yang
didasari dengan berbagai tehnik untuk mendapatan kebenaran baik dengan cara
Revelasi (pengalaman pribadi), otoritas dari seorang yang ahli, intuisi (diluar
kesadaran),dump common sense (pengalaman tidak sengaja), dan penggunaan metode
ilmiah dengan penelitian-peneltian dalam bidang keperawatan. Misalnya Peplau
(1952) menemukan teori interpersonal sebagai dasar perawatan. Orlando
(1961) menemukan teori komunikasi sebagai dasar perawatan. Roy (1970) menemukan
teori adaptasi sebagai dasar perawatan. Johnson (1961) menemukan stabilitas
sebagai tujuan perawatan dan Rogers (1970) menemukan konsep manusia yang unik.
Keperawatan memiliki bahasan yang
disusun secara sistematis dan menggunakan metode ilmiah dimana asuhan
keperawatan pada manusia ditunjukan kepada bagian yang tidak dapat berfungsi
secara sempurna yang berkaitan dengan kondisi kesehatn itu sendiri dan manusia
sebagai mahluk yang utuh dan unik. Keperawatan dikatakan sebagai ilmu karena
keperawatan memilki landasan ilmu pengetahuan yang ilmiah yaitu scientific
nursing karena ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan selalu berkembang.
Contoh: Pada perkembangannya, ilmu keperwatan selalu mengikuti perkembangan
ilmu lain. Mengingat ilmlu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalau
berubah menurut tunutnan zaman. Sebagi ilmu yang mulai berkembang ilmu
keperawatan, banyak mendapakatkan tekanan diantaranya tekanan dari luar dan
tekanan dari dalam, sebagi contoh, tekanan dari luar yang berpengaruh pada
perkembangan ilmu keperawatan adalah adanya tuntunan kebutuhan masayrakat dan
industri kesehatan dan tekanan dari dalam yaitu masalah keperawatan yang secara
terus menrus ada dan selalu memerluakan jawaban.
Pengertian
Aksiologi
Dasar aksiologis ilmu membahas tentang
manfaat yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang didapatkannya. Tidak dapat
dipungkiri bahawa ilmu telah memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia dalam
menegndalikan kekuatan-kekuatan alam. Dengan mempelajari atom kita dapat
memanfaatkannya untuk sumber energi bagi keselamatan manusia, tetapi hal ini
juga dapat menimbulkan malapetaka bagi manusia, tetapi hal ini juga dapat
menimbulkan malapetaka bagi manusia. Penciptaan bom akan meningkatkan kualitas
persenjataan dalam perang, sehingga jika senjata itu dipergunakan akan
mengancam keselamatan umat manusia.
Aksiologi
Keperawatan
Jawaban pertanyaan aksiologi, dapat
dijelaskan bahwa ilmu keperawatan digunakan sebagai ilmu, pedoman, dan dasar
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan berbagai tingkatan
dari individu, keluarga, kelompok bahkan sampai masyarakat luas guna
meningkatkan derajat kesehatan pasien tersebut. Sehingga bisa merubah kondisi
seseorang atau sekelompok orang dari kondisi sakit menjadi sembuh dan yang
sudah sehat dapat mempertahankan atau mengoptimalkan derajat kesehatannya.
Hakekat manusia sebagai makhluk biopsikososio dan
spritual, pada hakekatnya keperawatan merupakan suatu ilmu dan kiat, profesi
yang berorientasi pada pelayanan, memiliki tingkat klien (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat) serta pelayanan yang mencakup seluruh rentang
pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pelayanan dengan menerapkan kebutuhan
pasien sebagai makhluk biopsikososio dan spiritual merupakan implikasi dari
perawat menjalankan tugas sebagai perawat yang professional berdasarkan
pancasila. Penerapan ini tentunya tidak lepas dari kode etik keperawatan. Kode
etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan. Inti dari hal tersebut,
yaitu menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan
kesehatan masyarakat berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Kode etik keperawatan
Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia, melalui Munas PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November 1989.
Seorang perawat harus mempunyai
prinsip-prinsip moral, tetapi prinsip moral itu bukan sebagai suatu peraturan
konkret untuk bertindak, namun sebagai suatu pedoman umum untuk memilih apakah
tindakan-tindakan yang dilakukan perawat itu benar atau salah.
Beberapa
kategori prinsip moral diantaranya :
-Kebijakan ( dan realisasi diri )
-Kesejahteraan orang lain
-Penghormatan terhadap otoritas
-Kemasyarakatan / pribadi-pribadi
-Dan keadilan
-Kebijakan ( dan realisasi diri )
-Kesejahteraan orang lain
-Penghormatan terhadap otoritas
-Kemasyarakatan / pribadi-pribadi
-Dan keadilan
Seorang perawat harus mempunyai rasa
kemanusiaan dan moralitas yang tinggi terhadap sesama. Karena dengan begitu,
antara perawat dan pasien akan terjalin hubungan yang baik. Perawat akan
merasakan kepuasan batin, bila ia mampu membantu penyembuhan pasien dan si
pasien sendiri merasa puas atas pelayanan perawatan yang diberikan, dengan kata
lain terjadi interaksi antara perawat dan pasien.
Selain prinsip-prinsip moralitas yang dikemukakan diatas, ajaran moralitas dapat juga berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila, misalnya dalam sila I dan sila II.
1. Sila I ( Ketuhanan Yang Maha Esa )
Bahwa kita menyakini akan adanya Tuhan ( Allah SWT ), yang akan selalu mengawasi segala tindakan-tindakan kita. Begitu juga dengan perawat. Bila perawat melakukan Malpraktik, mungkin ia bias lolos dari hukuman dunia. Tetapi hokum Tuhan sudah menanti disana ( akhirat ). Jadi perawat harus mampu menjaga perilaku dengan baik, merawat pasien sebagai mana mestinya.
2. Sila II ( Kemanusiaan Yang adil dan Beradap )
Disini jelas bahwa moralitas berperan penting, khususnya moralitas perawat dalam menangani pasien. Perawat harus mampu bersikap adil dalam menghadapi pasien, baik itu kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, semua diperlakukan sama, dirawat sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.